Tentang Aku dan Nama

Lambertus Wahyu Hermawan adalah nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku kepadaku. Nama ini adalah nama yang menyertaiku sepanjang hidup, dulu hingga kini, dan sampai waktu yang akan datang. Biasanya, ada cerita di balik sebuah nama yang diberikan, dan ada yang menarik dari nama itu. Inilah cerita tentang aku dan nama.

Panggilan
Namaku terdiri dari 22 huruf, 8 suku kata. Sebuah nama yang cukup panjang untuk generasi 90an, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menulis identitas di LJK untuk ujian sekolah dulu. Nama lengkapku terdiri dari 3 kata. Nama tengah (Wahyu) adalah nama akrab di lingkungan rumah dan tetanggaku. Nama ini terus bergema paling tidak sampai aku lulus SD. Nama depan (Lambertus) mulai kubuat untuk perkenalan ketika memasuki SMP, dan seterusnya hingga saat ini. Untuk nama belakang (Hermawan) tidak begitu populer. Namun, baru terpakai akhir-akhir ini.

“Bagaimana cara memanggil namaku?” Pertanyaan itu sering muncul bagi mereka yang baru berkenalan denganku. Berikut adalah berbagai macam panggilan yang dilakukan orang-orang di sekitarku (dulu sampai sekarang):

1 suku kata:
Lam
Lamb – dibaca menggunakan pelafalan Bahasa Inggris
Mbe – e seperti dalam lele
Mber – e seperti dalam raket
Mbert – e seperti dalam raket atau benang
Mbret – e seperti dalam raket
Bert – e seperti dalam raket atau benang
Tus
Yu

2 suku kata:
Lambe – e seperti dalam lele
Lamber – e seperti dalam raket atau benang
Lambert – e seperti dalam raket atau benang
Lambert – dibaca menggunakan pelafalan Bahasa Inggris
Lambret – e seperti dalam raket
Ambe – e seperti dalam raket
Bertus – e seperti dalam raket
Wahyu

3 suku kata:
Lambertus
Hermawan

Lain-lain:
Lembartus
Kaktus
Tustus
Bayu
Wayu

Lambertus
Nama ini menjadi identitasku. Semua orang yang pertama mendengar nama ini, pasti langsung mengetahui kalau aku adalah seorang non-muslim. Kalau tidak beragama Kristen, ya Katolik. Namun, yang lucu, nama ini membuatku seolah bukan orang Jawa. Banyak yang mengira aku berasa dari daerah Flores, atau Ambon, atau daerah timur lainnya. Padahal dengan yang sebenar-benarnya, saya adalah kelahiran Jawa Timur (eh Timur juga ya), dengan orang tua yang dua-duanya asli Jawa. Hahaha…

Ya, nama ini adalah nama baptis. Nama ini mengacu pada Santo Lambertus dari Maastricht, Belanda. Dari sekian banyak nama santo dan malaikat pelindung, aku tidak tahu apa alasannya memilih Lambertus. Dan nyatanya, orang tuaku juga tidak memilihnya. Entah bapak baptisku atau gereja yang memilihkannya, aku tidak tahu. Yang aku tahu, nama ini jarang terdengar di Indonesia dan tidak banyak yang mengenal Santo Lambertus.

Aku pun penasaran, siapakah Santo Lambertus itu? Apa yang membuatnya mendapatkan gelar santo? Setelah sekian lama searching di Google, akhirnya dapat juga penjelasan yang bahasa Indonesia. Mengutip dari Katakombe.net:

Santo Lambertus berasal dari keluarga bangsawan, anak dari pangeran Aper dan Herisplindis. Ia memperoleh pendidikan agama yang sangat baik dari Santo Theodardus, pamannya yang juga adalah Uskup Maastricht, Belanda. Ketika Santo Theodardus tewas dimartir pada tahun 670, Lambertus kemudian terpilih untuk menggantikannya sebagai uskup Maastricht.

Lambertus terkenal sebagai seorang uskup yang saleh. Dan seperti juga pamannya, santo Theodardus, ia juga gigih membela umatnya dari penindasan para bangsawan dan tuan-tuan tanah. Karena itu pada tahun 674 ia diusir paksa dari Maastricht dan diasingkan di Liège (Belgia) selama tujuh tahun. Di pengasingan ini uskup Lambertus tetap berkarya dan mendirikan sebuah biara yaitu Biara Stavelot, yang masih berdiri hingga saat ini. Bapa uskup Lambertus baru kembali ke Maastricht pada tahun 681. Ia kembali memimpin umatnya dan membangun banyak biara-biara baru.

Pada sekitar tahun 700, uskup lambertus dengan tegas menegur seorang bangsawan yang hidupnya tidak bermoral dan memelihara banyak gundik. Teguran bapa Uskup membuat bangsawan tua ini marah dan mengancam untuk mencelakainya. Beberapa waktu kemudian, saat uskup Lambertus sedang merayakan misa di kapela Santo Kosmas dan Damianus di Liège, sekelompok orang suruhan sang bangsawan menyerangnya. Mereka mengepungnya di atas altar lalu menikamnya dengan tombak tepat di jantungnya sehingga ia tewas seketika.

Santo Lambertus dari Maastricht, tewas sebagai martir karena membela kesucian sakramen perkawinan. Awalnya ia dimakamkan di Maastricht, lalu dipindahkan ke Liège oleh seorang anak didiknya yang terpilih menggantikan kedudukannya sebagai uskup Maastricht, yaitu Santo Hubertus. Kini makam Santo Lambertus berada di Katedral St.Lambertus, Liège – Belgia.

Hal pertama yang aku sukai dari nama ini adalah keunikannya. Tidak banyak yang menggunakan nama ini. Di sekolahku dulu dan di kantor sekarang pun yang punya nama Lambertus hanya aku seorang. Mungkin di kota tempat tinggalku ini pun hanya ada aku yang bernama Lambertus. Hal kedua yang kusukai adalah teladan dari Santo Lambertus itu sendiri. Ketiga, meskipun nama Lambertus ini sangat rentan menjadi bahan olok-olokan, tapi justru hal ini yang menjadikanku belajar lebih mengendalikan diri dalam menanggapi orang lain.

Wahyu
Menurut cerita orang tuaku, Wahyu adalah nama yang sangat ingin diberikan jika laki-laki. Anak pertama adalah perempuan. Sebenarnya ada anak laki-laki yang lahir sebelum aku, tapi tidak jadi. Dia diberi nama Wahyu. Kemudian aku, terlahir sebagai laki-laki, maka aku mendapatkan nama Wahyu.

Menelusuri arti di balik nama Wahyu. Dikutip dari KBBI, wahyu adalah petunjuk dari Allah yang diturunkan hanya kepada para nabi dan rasul melalui mimpi dan sebagainya. Persamaan kata untuk wahyu adalah ilham, petunjuk, ajaran.

Hermawan
Beberapa waktu belakangan ini, aku baru tahu kalau Hermawan diambil dari nama dokter yang membantu kedua orang tuaku saat aku sedang dikandung. Mungkin harapannya agar aku menjadi dokter. Hahaha… Tapi aku tidak mau.

Diterbitkan oleh

Lambertus Hermawan

Saya menyukai kegiatan menulis sejak kecil. Namun, hingga saat ini, saya masih berusaha keras untuk dapat menulis dengan baik dan benar. Saya juga suka membaca. Namun, sampai detik ini, saya masih berjuang untuk menjadikannya kebiasaan.

Tinggalkan komentar di sini...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.